Summary of Unbelievable Japan 2

Summary of Unbelievable Japan 2

Buku “Unbelievable Japan 2” (by https://kompasiana.com/)

Jepang memiliki kebudayaan dan kebiasaan yang mengejutkan. Keunikan tersebut dituangkan oleh seorang penulis berkebangsaan Indonesia yang menikah dengan orang Jepang bernama Weedy Koshino. Ia menulis buku berjudul “Unbelievable Japan” dan “Unbelievable Japan 2.” Tinggal di Jepang selama 10 tahun dan memiliki 2 anak usia sekolah membuatnya tak hanya mendapat pengalaman dari kesehariannya tapi juga kehidupan sekolah. Buku “Unbelivable Japan 2” ini diterbitkan oleh Elex Media Komputindo tahun 2017. Buku setebal 378 halaman ini dibagi menjadi 3 bab yaitu Lifestyle, Manner dan Culture. Karena tidak ada quotes di dalamnya, aku merangkum isinya saja. Untuk lebih jelas dan detailnya bisa cari bukunya di toko buku terdekat.

Lifestyle

  1. Orang Jepang kalau nge-tag tempat duduk di pertandingan pakai barang-barang berharga dari jam tangan, tas, hingga tablet. Bahkan orang Jepang juga nggak takut meletakkan tas di kereta yang belum berangkat, di dalam stoler di tempat hiburan dan memakai tas yang retsletingnya nggak dikancing. Tapi Jepang bukannya bebas dari kejahatan. Ada yang namanya Hitakkuri yaitu aksi kejahatan dengan mengambil atau menjambret barang atau tas yang diletakkan di atas keranjang sepeda.
  2. Pemerintah Jepang sangat memperhatikan warganya yang memiliki anak. Dari biaya penggantian melahirkan, biaya check up kelahiran, bantuan biaya kesehatan hingga anak SMP sampai 70%, kodomotaete (bantuan anak) 10 ribu yen per anak per bulan hingga anak SMP dan voucher belanja.
  3. Orang Jepang nggak setrika baju-baju hariannya melainkan baju yang penting-penting saja sepeeti baju kerja. Kata mereka untuk hemat tenaga. Agar baju yang nggak disetrika tetap rapi cara menjemurnya juga nggak sembarangan dan begitu diangkat dari jemuran langsunh dilipat dengan rapi.
  4. Daripada membayar tas plastik 2 yen, orang Jepang menggunakan eco bag untuk belanja. Macam-macamnya cotton bag (terbuat dari kain), folding bag (bisa dilipat jadi lipatan paling tipis), rejikago (tas yang bisa ditaruh mengikuti bentuk keranjang), troli (bisa ditenteng atau diseret).
  5. Kisah horor paling ditakuti anak-anak Jepang yaitu Kuchizake Onna, hantu wanita bermulut sobek. Yang biasanya datang ketika sore menjelang malam. Ampuh untuk membuat anak-anak yang asyik bermain langung pulang ke rumah. Selain itu ada peringatan dari speaker di cityhall.
  6. Untuk menjaga kesehatan dan berat badan yang ideal, orang Jepang suka teh dan kopi hangat, memperhatikan kalori yanh tertera di menu restoran, nggak suka gorengan, cerewet tentang makanan yang dikonsumsi, menu makanan simpel praktis dan sehat, makan sayur dan buah, suka jalan kaki. Ternyata shabu shabu, yakiniku dan sukiyaki itu makanan mewah di Jepang.
  7. Kutu rambut dalam Bahasa Jepang disebut Shirami. Pemerintah sangat memperhatikan wabah kutu rambut. Sekolah mengirimkan warning letter kepada orang tua yang isinya informasi tentang shirami dan cara menghilangkannya. Obat penghilang kutu bernama Sumithrin.
  8. Anak-anak Jepang selalu meng-image kalau orang asing termasuk WNI itu adalah ornag Amerika.
  9. Orang Jepang menganggap memiliki mobil itu kebutuhan bukannya kemewahan apalagi gaya-gayaan. Bahkan dikasih mobil saja nggak mau. Keuntungan nggak punya mobil adalah bebas dari biaya parkir 6000 yen per bulan, bebas biaya cuci mobil 800 – 1000 yen, bebas biaya pajak mobil (jidousha zeikin) 45 ribu yen, bebas biaya asuransi mobil (jidousha hoken), bebas biaya car inspection (shaken) 100 ribu yen.
  10. Tips ibu-ibu Jepang untuk menyiasati anak yang susah makan sebagai berikut: apabila anak nggak suka suatu jenis makanan maka potonglah kecil-kecil lalu campur dengan bahan makanan lain, bagi anak yang susah makan buat karakter yang lucu, jika anak susah makan buat makanan sekali caplok, dan disiplin waktu. Di Jepang, waktu luang di antara jam makan disebut oyatsu no jikan.
  11. Di Jepang susah cari tempat sampah. Biasanya bungkus sncak dikantongi dulu jika nggak ada tempat sampah. Sampah digolongkan menjadi 3 yaitu: moeru gomi (sampah yangbbisa dibajar), moenai gomi (sampah yang nggak bisa dibakar) dan sampah yang berukuran besar lebih dari 30 cm. Sampah model terakhir harus beri stiker seharga 1000 yen dan nggak bisa sembarangan bisa dibuang.
  12. Cek kesehatan dengan bus warna-warni. Pemerintah biasanya mengirimkan surat kepada warganya tentang informasi tertentu termasuk medical check up. Pemerikasaan yang dilakukan yaitu pemerikasaan kotoran besar dan kecil, pemeriksaan papsmear, pemeriksaan kanker payudara, rontgen tubuh, tinggi dan berat badan, tekanan darah, pemeriksaan darah, pemeriksaan badan dan pemeriksaan mata dan pendengaran. Dan semuanya dilakukan di bus yang berbeda-beda.
  13. Lansia di Jepang sangat mempersiapkan segala seuatunya untuk menyambut kematiannya. Karena mereka nggak mau merepotkan anak dan menantunya. Di Jepang, shoushiki atau upacara kematian biayanya sangat mahal. Yang dipersiapkan para lansia itu seperti berikut: menyiapkan kuburan bahkan dari usia 20-an dengan harga 500 ribu – 2 juta yen, memesan batu nisan, memesan peti mati, menyiapkan daftar nama keluarga, teman dan kerabat untuk kematian, menyiapkan upacara kematian, ikut tur pemakaman dan memesan pembaca doa.

Manner

  1. Toilet di Jepang sangat canggih dan banyak tombolnya. Hati-hati salah pencet.
  2. Sejak kelas 1 SD, anak sekolah berangkat sendiri. Jadi dari masuk sekolah pertama, anak-anak sudah digeber untuk selalu bertindak waspada seperti waspada terhadap lalu lintas, waspada terhadap lingkungan, waspada terhadap orang nggak dikenal.
  3. Jangan pernah ngomong 3 kata ini di Jepang karena artinya jorok. Kata itu adalah cincin (chinchin) artinya alat kelamin laki-laki untuk anak kecil, mangkok (mangko) artinya alat kelamin wanita dan kintamani (kintama) artinya buah zakar.
  4. Cara menggunakan eskalator di Tokyo, lajur kanan untuk yang tergesa-gesa dan yang kiri untuk yang santai (berdiri saja). Di Osaka berlaku sebaliknya.
  5. Menyeruput mie dengan berbunyi itu tandanya suatu pujian.
  6. Tarif menonton bioskop: normal 1.800 yen, ladies day setiap rabu 1.000 yen dan morning first show 1.200 yen. Ada potongan harga untuk mahasiswa, pelajar dan anak-anak. Uniknya, orang Jepang masih stay di bioskop sampai kredit berakhir.
  7. Anak-anak sudah diajari bertamu dengan baik dan benar. Mereka selalu bilang “ojamashimasu” (maaf mengganggu atau permisi) lalu meletakkan sepatu menghadap ke arah depan. Seasyik-asyiknya anak bermain mereka tetap disiplin waktu. Jika ada janji dengan orangtuanya jam 5, maka jam 5 itulah mereka segera pulang.
  8. Selain vending machine atau jidouhanbaiki, Jepang juga punya warung self service alias warung kejujuran yang menjual buah, sayur mayur dan majalah.
  9. Melatih anak supaya nggak boros yaitu dengan memberikan hadiah saat hari-hari khusus, fokus saat membeli keperluan anak, membuat aturan tentang batas nilai belanja anak.
  10. Pemilu di Jepang sangat berbeda dengan di Indonesia. Calonnya bakal membuat visi dan misi yang benar-benar akan dijalankannya. Biasanya kampanye di atas mobil dan dikupas secara tuntas di koran.
  11. Jepang juga pandai merayu dalam hal menyuruh warganya pindah rumah. Setiap daerah memiliki majalah yang berisi promosi tentang keunggulan kota tersebut. Semakin banyak warga yang pindah semakin banyak pajak yang akan diterima.
  12. Cita-cita anak-anak di Jepang beragam dan orangtua selalu mendukung tanpa meremehkan sekalipun. Misalnya menjadi pitcher, tukang roti hingga kamen rider.
  13. Jika ada tulisan “tomare” di jalan harap berhenti dulu, terus nggak boleh mainan handphone mskipun hanya mengecek e-mail saat mengendara. Soalnya polisi di Jepang pandai mengumpet, mereka bisa datang dari arah mana saja. Selain denda yang harus dibayarkan, poin SIM juga bakal dikurangi. Nanti saat perpanjangan SIM harus mengikuti training tentang lalu lintas selama dua jam.

Culture

  1. Haha no Hi (Hari ibu) di Minggu kedua bulan Mei. Identik dengan bunga carnation dan segala urusan rumah tangga di hari itu dikerjakan oleh anggota keluarga yang lain.
  2. Okiyome Shio (garam penangkal bala) bisa digunakan untuk “membersihkan diri” setelah melayat.
  3. Sadou (acara minum teh)
  4. Setsubun (budaya usir setan) dirayakan setiapntanggal 3 Februari. Biasanya melakukan lempar kacang ke oni (setan) sambil berkata “oni wa soto, fuku wa uchi!“. Orang yang memakai topeng setan disimbulkan dengan oni. Nggak hanya di rumah, setsubun juga dilakukan di sekolah.
  5. Tanabata dirayakan setiap awal bulan Juni (7 Juni). Orang Jepang biasnaya menggantung harapan di pohon bambu.
  6. Kodomo no Hi (hari anak laki-laki) diirayakan pada tanggal 5 Mei dengan Koinobori (bendera ikan). Terdiri dari ryudama (bola naga), yaguruma (roda berjari-jari ajak panah), fukinagashi (panji-panji lima warna. Arti warna koinobori: hitam (magoi) melambangkan ayah, merah (higoi) melambangkan ibu, biru melambangkan putra sulung, hijau nelambanhkan putra kedua. Hidangannya kue bernama Kashiwa Mochi. Selain memasang koinobori memasang juga boneka samurak.
  7. Okaeshi (budaya memberikan hadiah balasan)
  8. Osonae (pemberian sajen) di tempat bekas kecelakaan. selain makanan, bunga ada juga mainan.
  9. Lampu traffic light warna hijau disebut biru di Jepang.
  10. Awal musim semi adalah musim bunuh diri di Jepang karena bertepatan dengan ujian masuk sekolah dan universitas serta penerimaan karyawan baru. Ada juga orang Jepang yang bunuh diri karena perusahaannya bangkrut, dia dipindahkan kerja ke tempat lain tenkin) atau hasil kerja nggak memuaskan.
  11. Teru Teru Bozu (pawang hujan)
  12. Tahun baru di Jepang jauh dari kata ingar bingar. Mereka biasnaya nonton acar TV, pergi ke kuil untuk berdoa disebut Hastumode. Sejak awal Desember. Orang Jepang sudah disibukkan dengan bersih bersih disebut Oosohi, memasang hiasan tahun baru disebut Kamekazari, saling mengucapkan karti ucapan disebut nengajou.
  13. Tabu membicarakan agama di Jepang
  14. Nelayan dan petani bukanlah orang miskin.
  15. Saking pekerja kerasnya, sampai-sampai pekerja tersebut harus dipaksa untuk pulang. Caranya no overtime day, nggak boleh lembur khusus hari itu dan premium day dimana setiap akhir bulan pekerja hanya diperbolehkan untuk bekerja hingga jam 3 sore.

One thought on “Summary of Unbelievable Japan 2

  1. Pingback: Summary of Unbelievable Japan | Summer Ballads

Leave a comment